Resume Keseimbangan Asam Basa

RESUME 2

KESEIMBANGAN ASAM BASA



NAMA                : ALVIONITA
NIM                     : 16150145
KELAS               : B13.2




PRODI D-III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2016


                                KESEIMBANGAN ASAM BASA      

A.  Pengertian pH ® Defanisi pH ® -log (H+)
B. Untuk menghitung pH larutan :                                                                                               
1. Hitung konsentrasi ion Hidrogen (H+)
2. Hitung logaritma ion Hidrogen
3. Nilai pH adalah nilai Log dari No.2
C. pH darah normal : 7,4 + 0,05
D. Konsentrasi pH ditentukan oleh ion

pH Cairan Tubuh
1.      Nanoekivalan konsentrasi ion H ( 40 nEq /
L ) dalam keseimbangan terhadap
miliekivalen konsentrasi elektrolit seperti
Na, K, Cl dan HCO3 cairan tubuh
2. Ph = - log 10 [ion H] = log 10 ( 1 / [ion
H] ), karena [ion H] = 4 * 10-8 Eq / L,
maka : Ph = 7,4
3. Ph cairan tubuh normal antara 7,3 – 7,4
dan nilai ph yang mungkin untuk hidup
antara 6,8 – 8


Produk Asam dari Metabolisme
1.       Katabolisme asam amino mengandung
sulfur menghasilkan asam sulfurik dan
katabolisme fosfolipid menghasilkan asam
fosforik.
2.       Kedua jenis asam tersebut merupakan
asam yang tidak dapat menguap (non
volatile acid) dan dibentuk sekitar 40 – 80
mEq / hari.
3.      Katabolisme karbohidrat dan lipid
membentuk sekitar 15.000 – 20.000 mMol
CO2 / hari, yang termasuk asam yang
mudah menguap (volatile acid).
KESEIMBANGAN ASAM BASA

A. Ion H+ berasal dari:
      1. Oxidasi karbohidrat/ hidrat arang yg
     tdk sempurna
2.      Oxidasi FFA yg tdk sempurna ® ketosis
3.      NH3 dari deaminasi oxidatif asam amino NH3 ® urea
4.      Proses pengangkutan CO2 dr jaringan
ke paru-paru ® terdapat ion H+ dalam darah




Asam dan Basa

A.     HA = H+ + A- , maka asam diartikan
sebagai suatu donor proton ( HA ) dan
basa sebagai akseptor proton ( A- )
B.     Eritrosit dan sel tubulus ginjal mengandung enzym karbonat anhidrase, mengkatalisa : CO2 + H2O Û H2CO3.
C.     Asam karbonat merupakan donor proton (H2CO3) Û H+ + HCO3- ) maka CO2 selalu digolongkan sebagai asam.

Mekanisme Fisiologis Homeostasis pH

1.      Sistem kerja buffer yang dipengaruh sifat-sifat fisik dan kimianya
2.      Sistem pernapasan yang mengatur perubahan pCO2 melalui perubahan ventilasi
3.      Sistem pengaturan ginjal terhadap penyimpanan bikarbonat tubuh

Buffer
A.     Substansi yang dapat menerima proton (ion H ) & meminimalisasi perubahan Ph
B.     Suatu larutan asam lemah dengan garamnya
C. Buffer- buffer penting tubuh :
1. ECF : HCO3-
2. ICF : HPO42-, H2PO4- dan protein ( Hb )
3. Karbonat tulang
Buffer penting tubuh
1.      Fosfat : Konsentrasi intrasel tinggi, penting pada pengasaman urine, dengan pKa 6,8 mempertahankan ph cairan tubulus distal 6 s/d 7
2.      Protein : Protein plasma sebagai buffer ekstrasel dengan peran terbatas, Hb berperan besar sebagai buffer intrasel
3.      Karbonat tulang : Simpanan buffer yang potensial, berperan penting sebagai respon jangka panjang pada asidosis kronis

Transport CO2 Darah
1. 10% dalam bentuk larut dalam plasma
2. 20% berikatan dengan gugus a amino terminal residu valin pada molekul globin  dari Hb  (ikatan karbamino )
3. 70% dalam bentuk garam HCO3-
4. Efek Haldane : Oksigenasi Hb diparu-paru meningkatkan pelepasan CO2, sebaliknya deoksigenasi Hb dijaringan perifer meningkatkan pengambilan CO2
5. Chloride shift : Gerakan Cl – untuk mengimbangi gerakan HCO3-  antara eritrosit dan plasma ® arah gerakan berbeda dijaringan dan dialveoli

Pengaturan Pernafasan Oleh SSP
1.      Diperantarai oleh PCO2 darah
2.      PCO2 lebih besar dari 40 mmHg ® stimulasi medulla oblongata ® ventilasi alveoli meningkat
3.      Sistem ini mengatur ekskresi dan retensi CO2 darah ® pengaturan PCO2 ® berperan dalam pengaturan keseimbangan asam basa tubuh

Pengaturan Asam Basa Oleh Ginjal
1.      PCO2 darah  ­ ® PCO2 sel tubulus ­® [H+]  ­® sekresi H+ kelumen ­ ( antiport H+-Na+ ) ® mereabsorbsi HCO3 dan/atau diekskresi melalui urine
2.      H+ dilumen berguna untuk :
1. Reabsorbsi HCO3
2. Bereaksi dengan buffer HPO4= / H2PO4- dan menjadi penukar Na+ pada Na2HPO4 menjadi NaH2PO4 (penghematan Na)
3.  Bereaksi dengan NH3 ( deaminasi oksidatif asam-asam amino disel tubulus ) membentuk NH4+ (pKa = 9,6) untuk dapat menetralisir asam kuat (sulfat dan fosfat ) yang akan diekskresi ® melindungi mukosa saluran kemih


Gangguan-Gangguan Keseimbangan Asam Basa
1. Gangguan metabolik : - Asidosis metabolik
  - Alkalosis metabolik
2. Gangguan respirasi : - Asidosis respiratorik
         - Alkalosis respiratorik
3. Setiap gangguan primer akan disertai respon skunder dari sistem berlawanan (gangguan primer metabolik direspon dengan perubahan sistem respirasi dan sebaliknya )
4.    Ph dikembalikan mendekati normal tetapi tidak terjadi kompensasi berlebihan

Asidosis Metabolik
1.      Paling banyak ditemukan
2.      Penurunan [ HCO3- ] , karena banyak digunakan menanggulangi kelebihan asam asam organik sisa metabolisme
3.      Ditemukan pada penderita diabetes, gagal ginjal, gastroenteritis ( dehidrasi ), tirotoksikosis dsb
4.      Bila mekanisme kompensasi dapat mengembalikan PH normal ® asidosis metabolik terkompensasi ® konsentrasi bikarbonat meningkat

Kompensasi Pada Asidosis Metabolik
1.       Peningkatan H+ disanggah HCO3- plasma dan Hb (dtk – mnt)
2.      Peningkatan ventilasi menurunkan PCO2(mnt )
3.      Peningkatan H+ disanggah HCO3 - intertisial(30 mnt)
4.      Peningkatan H+ disangga protein dan fosfatintrasel ( jam )
5.      Penghematan dan pembentukan HCO3- olehginjal (2 – 6 hari)

Alkalosis Metabolik
1.      Peningkatan HCO3- karena konsumsi atau hilangnya substansi asam yang berlebihan
2.      Ditemukan pada pamakai obat-obat ulkus peptikum yang lama, obstruksi usus (muntah) dsb
  3.  Kompensasi tubuh berupa :
- Pernapasan lambat dan dangkal untuk retensi CO2
- Mengurangi ekskresi H+ dengan ekskresi garam NaHCO3 dan Na2HPO4
- Menekan pembentukan NH3


Asidosis Respiratorik
1.      Peningkatan PCO2 karena gangguan fungsi paru ® retensi CO2
2.      Ditemukan pada pneumonia, emfisema, keracunan morfin dan barbiturat dsb
3.      Bikarbonat yang dibentuk dari CO2 yang meninggi karena asidosis respiratorik (CO2 + H2O = H2CO3 = H+ + HCO3- ) tidak dapat membantu menyangga H+

Kompensasi Pada Asidosis Respiratorik
1.      Peningkatan H+ disangga oleh Hb eritrosit (detik – mnt )
2.      Peningkatan H+ disangga oleh protein dan fosfat intrasel ( jam )
3.      Peningkatan ekskresi H+ dengan peningkatan pembentukan amoniak ditubuli distal dan pembentukan bikarbonat baru oleh ginjal (2 – 6 hari )

Alkalosis Respiratorik
1.      Penurunan PCO2 karena gangguan fungsi paru (hiperventilasi)
2.      Ditemukan pada keadaan keracunan salisilat, demam tinggi, histeria dsb
3.      Kompensasi tubuh dengan penurunan ekskresi H+ oleh ginjal
4.      Kompensasi respiratorik untuk gangguan-gangguan metabolik berlangsung sempurna dalam 24 jam sedangkan kompensasi ginjal untuk gangguan-gangguan respiratorik lebih lambat, memerlukan waktu 2 – 6 hari.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH Pemberian Obat melalui Inhalasi dan Hidung

Keselamatan Pasien dalam Pelayanan Kebidanan

Contoh Kasus Issue Etik antara Bidan dengan Teman Sejawat Dalam Pelayanan Kebidanan